Wednesday, December 19, 2018

Kisah Sukses Michael Jordan Hingga Jadi Atlet Terkaya Bernilai Rp 24 T

Michael Jordan - Siapa yang tak kenal Michael Jeffrey Jordan, pebasket legendaris tahun 1990-an yang paling diidolakan pada masanya. Pria kelahiran 17 Februari 1963 di Brooklyn, New York itu ternyata ialah pebisnis ulung yang cerdik memanfaatkan kesempatan di sekelilingnya.





Legenda klub basket Chicago Bulls itu ialah anak keempat dari lima bersaudara atau anak laki-laki termuda salah satu saudara lelakinya yang lain. Ibunya, Deloris, bekerja sebagai kasir di bank dan ayahnya, James, ialah seorang pengawas perlengkapan yang pernah bertugas di Angkatan Udara.





Sejak kecil, orang tuanya memutuskan standar banting tulang yang tinggi dan disiplin untuknya. Ibunya bahkan pernah menyuruhnya duduk seharian di mobil dan belajar, sampai-sampai dia dapat mengawasinya dari jendela kantor lokasi dia bekerja.





"Pahlawan saya ialah orang tua saya. Saya tidak dapat melihat orang beda sebagai pahlawan saya," kata Michael.





Dalam keluarga, Michael mempunyai reputasi sebagai orang yang malas. Michael muda tidak mempunyai bakat mekanik laksana ayahnya alias tidak laksana kakak laki-lakinya.





Namun Michael ternyata mempunyai bakat dalam dunia olahraga basket. Pada tahun 1984, musim kesatunya bareng Chicago Bulls, Michael Jordan langsung menyita perhatian tidak sedikit orang.





Sebulan menginjak tahunnya sebagai rookie, Michael hadir di sampul Sports Illustrated, di bawah judul "A Star Is Born." Tahun-tahun berikutnya lantas menjadi sejarah untuknya setelah sukses mencetak rata-rata 28,2 poin per game dan memenangkan NBA Rookie of the Year Award.





Namun yang mengesankan ialah karirnya di olahraga sama mengesankannya dengan ketajamannya dalam berbisnis. Pada umur 21 tahun, sesudah baru saja terbit dari sekolah, Jordan menandatangani kontrak lima tahun senilai US$ 2,5 juta dengan Nike.





Nike menjual bintang baru mereka itu dengan membuat sepatu basket yang diberi nama Air Jordan. kita yang kegemaran bermain basket tentu tahu bagaimana larisnya sepatu tersebut. Jordan, iklan Nike dan sepatu dengan cepat menjadi populer di media Amerika Serikat.





Bisnis Air Jordan, tergolong sepatu dan barang barang-barang lainnya, paling menguntungkan sampai-sampai Nike menyimpulkan untuk memecahnya sebagai The Jordan Brand. Bisnis tersebut menghasilkan US$ 1 miliar masing-masing tahun.





Menjadi juara secara beruntun mengokohkan posisi Michael Jordan menjadi bintang iklan papan atas di Amerika. Michael menjadi di antara atlet yang paling tidak sedikit dipasarkan dalam sejarah, lewat merek-merek utama Amerika laksana Coca-Cola Co, Chevrolet (GM), Gatorade (PEP), McDonald's (MCD), Ball Park Franks (TSN), Rayovac (SPB), Wheaties (GIS) dan Hanes (HBI).





Dari basket, Michael konsentrasi untuk membina bisnisnya, laksana bisnis pakaian Jordan Brand. Dia berkolaborasi dengan Nike, serta Michael Jordan Motorsports, tim pacu sepeda motor profesional, dan sebanyak bisnis lainnya.





Pada tahun 2006, Jordan kembali tercebur dengan NBA, saat ia mendapat kepemilikan saham dalam franchise basket Charlotte Bobcats. Kesepakatan tersebut membuatnya menjadi pemegang saham terbesar kedua tim, dan memberi Jordan gelar Managing Member of Basketball Operations.





Pada Juni 2010, selama tujuh tahun semenjak Michael Jordan terakhir bermain basket profesional, Forbes menobatkannya sebagai selebritis terkuat ke-10 di dunia. Pembelian Bobcats ternyata menjadi di antara investasi sangat cerdas dari karier Jordan.





Michael pun membeli Hornets sebesar US$ 275 juta pada tahun 2010. Bersamanya, nilai kesebelasan tersebut sudah meningkat dari US$ 410 juta pada tahun 2014 menjadi US$ 725 juta pada tahun 2015.





Pada 2015, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Michael Jordan menjangkau US$ 1 miliar, membuatnya menjadi orang terkaya di dunia olahraga. Lewat kepemilikan saham di Charlotte Hornets, endorsment dan bisnis lainnya, sekarang jumlah harta Michael terdaftar sebesar US$ 1,7 miliar atau selama Rp 24 triliun (kurs Rp 14.500).





Meskipun ia belum pernah bermain bola basket profesional lagi semenjak 2003, kekayaannya ketika ini malah tumbuh lebih cepat dibanding ketika karirnya sebagai pemain basket. Salah satu alasannya ialah reputasi dan mereknya sebagai superstar basket dalam memasarkan produk. Mengesankan!

No comments:

Post a Comment