Laba Freeport - Calon Presiden Prabowo Subianto menyinggung bahwa Freeport McMoran mengadukan untung sebesar 81 persen dari kepemilikan sahamnya di PT Freeport Indonesia untuk The New York Stock Exchange (NYSE). Pernyataan itu dikatakan saat mengomentari pengambilalihan 51 persen saham Freeport Indonesia oleh Pemerintahan Jokowi.

Berdasarkan keterangan dari Prabowo, tahapan pemerintah itu etok-etok alias pura-pura. "Freeport ya memang cocok kontrak jatuh ke kita. Tapi, sadar tidak Freeport mengadukan di NYSE keuntungannya 81 persen ke mereka. Jadi, 51 persen saham tersebut agak etok-etok," ujarnya dalam debat capres tadi malam, Sabtu (30/3).
Benarkah demikian?
Hidupdomino mengutip, Freeport McMoran meraup laba bersih yang diatribusikan dengan saham sebesar US$140 juta pada kuartal keempat tahun lalu. Kendati menulis laba, jumlahnya malah rontok 86 persen dibanding pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu US$1,04 miliar.
Perlambatan perkembangan laba sebab total penghasilan Freeport McMoran pun melorot 26 persen pada kuartal keempat tahun kemudian menjadi US$3,68 miliar dikomparasikan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni US$5,04 miliar.
Freeport McMoran sendiri telah menuntaskan transaksi dilusi saham Freeport Indonesia dengan Pemerintah Indonesia pada 21 Desember 2018 lalu. Indonesia melewati PT Inalum sah menggenggam 51 persen saham Freeport Indonesia dengan menunaikan US$3,85 miliar.
Sayangnya, proyeksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melafalkan laba Freeport Indonesia pada tahun ini bakal merosot lebih dari 50 persen disebabkan transisi operasional dari tambang tersingkap Grasberg ke tambang bawah tanah yang dilaksanakan perusahaan.
"Dari prognosa Inalum, laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun dari tahun kemudian US$4 miliar menjadi satu koma (miliar dolar AS)," jelas Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, mula Januari 2019 lalu.
Berdasarkan keterangan dari Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak, laba Freeport Indonesia turun sejalan dengan melemahnya buatan perusahaan. Pada tahun lalu, buatan konsentrat tembaga melulu 2,1 juta ton. Sebanyak 1,3 juta ton di antaranya guna ekspor dan 800 ribu ton sisanya dibersihkan di dalam negeri.
Akibat proyeksi laba yang melempem, Inalum selaku induk usaha menuturkan bahwa Freeport Indonesia tidak akan menunaikan dividen pada 2019 dan 2020. "Kami tidak akan untuk dividen dua tahun. 2021 mulai ada tidak banyak (dividen) dan 2022 besar, 2023 anteng (stabil)," kata Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin.
Richard C Adkerson dalam rilis menuliskan selama tahun lalu, timnya menjangkau hasil operasi yang kuat. "Kami sukses membangun kemitraan baru dengan Pemerintah Indonesia, yang mengayomi nilai jangka panjang kami di Grasberg," imbuh dia.
Namun, menginjak tahun ini, Freeport McMoran, lanjut Adkerson, bakal memprioritaskan penambahan produksi dari aset bawah tanah di Grasberg, melanjutkan produktivitas dan ongkos manajemen, memajukan proyek Lone Star, tergolong menilai perkembangan di masa depan.
"Meskipun, ketidakpastian pasar baru-baru ini, kami tetap percaya diri pada mendasar dan prospek jangka panjang," tandasnya.
No comments:
Post a Comment